Rabu, 18 November 2020

Prosedur Weeding

 



Mempertanyakan kualitas koleksi atau sekedar menampilkan konsep lama Perpustakaan

Penyiangan merupakan salah satu langkah dalam pengembangan koleksi yang sulit untuk dilakukan, tetapi langkah ini  juga merupakan suatu proses yang penting. Penyiangan koleksi (weeding) adalah suatu praktik dari pengeluaran  atau pemindahan ke gudang, duplikat bahan pustaka, buku-buku yang jarang di gunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka,  dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka. sementara Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan. Nilai informasi yang dikandung didalam suatu bahan pustaka, serta harga bahan pustaka yang relative cukup mahal, mengharuskan perpustakaan melakukan upaya-upaya pelestarian. Upaya pelestarian bahan pustaka di perpustakaan tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal informasi yang terkandung didalamnya. Dengan kata lain upaya pelestarian ini dimaksudkan untuk menjaga bahan pustaka yang dimiliki agar tidak cepat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai macam serangga, rayap, pemakaian oleh pengguna perpustakaan, cuaca dan kondisi alam (basah, lembab, sinar matahari dan lain-lain).

Metode weeding

CREW: Continous review, Evaluation, weeding

1.     Menggunakan kriteria subyek dan obyek dalam mengevaluasi bahan pustaka

2.     Faktor obyektif: usia dan penggunaan koleksi (sirkulasi) 

 

Replace After Koleksi

Replace after koleksi adalah mengganti koleksi yang sudah pernah dilayankan oleh pihak perpustakaan dengan melihat standar usia kemanfaatannya untuk diganti koleksi dengan subjek yang sama tapi lebih terkini baik isinya maupun fisiknya agar kualitas koleksi perpustakaan terjamin, menarik ketika disajikan di rak koleksi,  perawatannya lebih efektif dan efisien maupun lebih ramah lingkungan.


 

Prinsip  Weeding dengan MUSTIE

Misleading (tidak akurat)

Ugly (rusak)

Superseded (sudah ada edisi yang lebih baru)

Trivial (tidak mengandung nilai ilmiah ataupun sastra/literary)

Irrelevant (tidak relevan dengan kebutuhan pemustaka)

Elswhere (dikoleksi oleh banyak perpustakaan lain)

 

Teknik weeding

Shelf scanning; direct examination of volume

ü Review   judul  demi judul:  jumlah ruang  lingkup,  kedalaman,   currency/ kekinian

ü Perlu proses lama

ü Keberhasilan  tergantung  pada  pengalaman  dan  pengetahuan selektor

ü Harus bekerja sama dengan berbagai pihak: dosen, guru, dsb

 

Sarana kegiatan weeding analisis

*    Data sirkulasi

*    Laporan tanggal terbit (dikelompokkan berdasarkan klasifikasi)

 

 

Prosedur Weeding :

1.     Menentukan persyaratan koleksi pustaka yang akan disiangi misalnya atas dasar: usia terbit, subjek, cakupan, kandungan informasi.

2.     Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi, misalnya buku, majalah, brosur, leaflet, kaset rekaman, laporan tahunan/bulanan dan sebagainya.

3.     Pemilihan/seleksi koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah tidak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan, terutama dalam hal edisi terbitan, volume, nomor dan subjek.

4.     Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, menghapus data dari pangkalan data/katalog elektronik.

5.     Koleksi pustaka yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “Dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.

6.     Membuat Berita Acara tentang hasil penyiangan/penghapusan untuk keperluan pertanggungjawaban administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.

7.     Membuangnya, menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang diperkirakan lebih membutuhkan.

 

Sebelum    melaksanakan deseleksi   harus   mereview   kebijakan    pengembangan koleksi:

1.     Analisis kondisi staff

2.     Pendekatan alternatif

3.     Feasibility program deseleksi

4.     User interest

5.     Jenis-jenis bahan yang akan di-deseleksi

6.     Biaya 

 

Persamaan seleksi dan deseleksi

1.     Bagian    penting   dari   program   pengembangan koleksi yang efektif

2.     Memerlukan aturan decision-making yang sama

 

Praktek weeding berdasarkan jenis perpustakaan

Perpustakaan Umum

ü Faktor penting: user demand

ü Bahan    pustaka   yang   tidak  digunakan bisa  di-deseleksi: dibuang atau disimpan

ü Hanya perpustakaan yang besar yang menyimpan    (storage) hasil deseleksi

ü Penyimpanan: dipisahkan antara koleksi yang sedikit digunakan dengan yang sering digunakan

ü Discarding:   koleksi yang copy-nya banyak,  koleksi yang rusak dan koleksi yang out of date

Perpustakaan Sekolah

ü Penggunaan dana berdasarkan saran dari komite    (guru,administrator, pustakawan dan orang tua)

ü Pengembangan  koleksi  berdasarkan    kurikulum  sehingga   jika  ada   perubahan kurikulum banyak koleksi yang harus dikeluarkan

ü Kekurangan tempat untuk koleksi

ü Deseleksi lebih mudah karena biasanya ada sekolah lain yang menyimpan back-up-nya

Academic library

ü Tujuan   perpustakaan:  select,   acquire,  organize, preserve dan menyediakan human knowledge

ü Pustakawan  jarang  menggunakan  user  demand untuk mengukur nilai suatu item

ü Peran  perpustakaan terus berkembang

ü Tidak mungkin menyediakan semua materi tercetak untuk masyarakat umum

Special Library

ü Prinsip: efisiensi dan ekonomi

ü Koleksi: teknis, serial yang akan cepat  out of date

ü Deseleksi lebih mudah karena koleksi harus memenuhi current needs dari user

ü Pertimbangan: cost dan space

Kedalaman pada kegiatan weeding

1.     Aspek psikologis:

Ø Tidak mempunyai cukup waktu

Ø Penundaan/ penangguhan

Ø Takut membuat kesalahan

Ø Takut dianggap “perusak buku”

2.     Aspek psikologis:

Ø User

Ø Dewan, misal: perlawanan dari staf  pengajar

Ø Ukuran  dan  prestige:  semakin     banyak   koleksi   semakin   besar  perpustakaan

Problem dalam weeding :

o   Kurangnya regularity dalam weeding

Kebijakan weeding yang tidak jelas, masih menimbulkan perdebatan jika penyiangan dilakukan maka masyarakat akan menganggap bahwa hal tersebut membuang ilmu atau penemuan dan membuang uang.

o   Perasaan berlebihan terhadap koleksi

Bangga terhadap sebuah koleksi, rasa sayang terhadap sebuah koleksi hingga tidak akan membuang atau melakukan penyiangan hingga koleksi tersebut pantas untuk dibuang(benar-benar rusak). Lebih senang memberikan koleksi kepada perpustakaan lain atau orang lain daripada membuangnya

o   Masih mengusung konsep lama perpustakaan

Semakin banyak koleksi, semakin hebat sebuah perpustakaan. Menganggap koleksi yang banyak akan menunjang proses akreditasi, jadi koleksi tetap disimpan. Ketidaktahuan mengenai ilmu dan manfaat penyiangan sehingga timbul rasa takut akan membuang koleksi yang berharga atau seharusnya tidak dibuang atau bahkan koleksi yang baru

o   Jangka waktu yang lama: 

Tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan penyiangan. Semakin diundur, semakin lama  program deseleksi diadakan, semakin sulit  proses  deseleksi dilaksanakan.

o   Teori  Ëver-Normal- Granary” yang bertujuan untuk mellihat  apakah  perpustakaan  bisa  mengontrol  pertumbuhan  koleksi  dengan membuang  koleksi setiap tahun  sesuai dengan jumlah koleksi  yang masuk

o   Dis-agreement antar anggota weeding/ deseleksi

Prinsip seseorang yang tidak akan pernah melaukan penyiangan. Pustakawan atau staff perpustakaan sebelumnya tidak melakukan penyiangan sehingga malas untuk melakukannya. Perasaan tidak suka membuang koleksi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbitan Internasional