Jumat, 23 November 2018

Megahnya Masjid Suciati Saliman

Beberapa waktu yang lalu saya dan keluarga tidak sengaja mampir Sholat Dhuhur dan Ashar di Masjid Suciati di daerah Sleman, tepatnya dijalan Gito Gati, googling aja pake kata kunci Masjid Suciati, rute jalannya cukup mudah ga njlimet- pokoknya jalur alternatif menuju jalan Magelang.Kebetulan waktu itu pas hari Ahad, sehingga jamaah cukup rame baik yang berkunjung sekedar mampir,sholat dhuhur maupun dateng ke event yang diadakan Masjid yang lagi viral ini. Masjid Suciati, sering banget ngadain acara untuk menyemarakkan kegiatan masjid, bagus juga ya ide nya, selain syiar Dakwah,menurut penjual yang ada disekitar masjid itu Ibu Hj. Suciati Saliman Riyanto Raharjo pendiri masjid Suciati ini bukan hanya sekedar membangun masjid, tapi juga selalu mengadakan acara sebagai pusat kegiatan Keislaman masyarakat di Kabupaten Sleman pada khususnya dan Yogyakarta pada umumnya.

Bangunan masjid yang indah dan megah dan diberi nama Masjid ‘Suciati Saliman’ dengan desain perpaduan kultur Timur Tengah dengan kultur Jawa ini beridiri di atas lahan seluas 1716 m2, dengan bangunan seluas 1.217 m2 dan memilih ornamen Masjid Nabawi dalam pembangunannya.Bangunan itu terdiri dari empat lantai, ada tangga dan ada liftnya..keren kan? Untuk lantai satu digunakan sebagai gedung pertemuan dan lantai 2 untuk shalat jamaah laki-laki, sedangkan lantai 3 untuk jamaah perempuan, sementara untuk lantai basemen yang semula direncakan untuk parkir, karena ada kemudahan dengan area parkir seluas 3500m, dan fasilitas lift untuk difabel dan Lansia.



Masjid Suciati Saliman memiliki Pintu masjid berjumlah 9 yang menggambarkan jumlah wali songo yang telah menyebarkan agama Islam di tanah jawa. Menara yang tinggi menjulang berjumlah 5 menggambarkan mengenai jumlah waktu sholat dalam satu hari. Menara ini terdiri dari menara induk 1 buah dan menara anak 4 buah. Desain dalam masjid Suciati juga sama dengan Masjid Nabawi di Madinah. Kultur Jawa terlihat dari desain atap yang berbentuk limas. Masjid Suciati memiliki bedug sebagai penanda waktusholat yangdibuat oleh pengrajin bedug di Cirebon, berukuran panjang 170 cm dengan diameter 130 cm. Terbuat dari Kayu Trembesi utuh berusia 127 tahun  dari Majalengka. Kulit bedug terbuat dari kulit kerbau jantan.


Hj. Suciati Saliman Riyanto Raharjo, atau lebih dikenal dengan Ibu Saliman merintis usaha sejak masih duduk di bangku SMP di tahun 1966. Usaha yang dimulai dari pemotongan ayam manual di rumah, terus berkembang hingga memiliki Rumah Potong Ayam (RPA) modern yang bernama RPA Saliman dengan brand ayam “SR” yang telah tersertifikasi Halal MUI  di kawasan Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbitan Internasional