Mempertanyakan kualitas koleksi atau sekedar menampilkan konsep lama Perpustakaan
Penyiangan merupakan salah satu langkah dalam pengembangan koleksi yang sulit untuk dilakukan, tetapi langkah ini juga merupakan suatu proses yang penting. Penyiangan koleksi (weeding) adalah suatu praktik dari pengeluaran atau pemindahan ke gudang, duplikat bahan pustaka, buku-buku yang jarang di gunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi di manfaatkan oleh pemustaka. sementara Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan. Nilai informasi yang dikandung didalam suatu bahan pustaka, serta harga bahan pustaka yang relative cukup mahal, mengharuskan perpustakaan melakukan upaya-upaya pelestarian. Upaya pelestarian bahan pustaka di perpustakaan tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal informasi yang terkandung didalamnya. Dengan kata lain upaya pelestarian ini dimaksudkan untuk menjaga bahan pustaka yang dimiliki agar tidak cepat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai macam serangga, rayap, pemakaian oleh pengguna perpustakaan, cuaca dan kondisi alam (basah, lembab, sinar matahari dan lain-lain).
Metode weeding
CREW: Continous review, Evaluation, weeding
1. Menggunakan kriteria subyek dan obyek dalam mengevaluasi bahan pustaka
2. Faktor obyektif: usia dan penggunaan koleksi (sirkulasi)
Replace After Koleksi
Replace after koleksi adalah mengganti koleksi yang sudah pernah dilayankan oleh pihak perpustakaan dengan melihat standar usia kemanfaatannya untuk diganti koleksi dengan subjek yang sama tapi lebih terkini baik isinya maupun fisiknya agar kualitas koleksi perpustakaan terjamin, menarik ketika disajikan di rak koleksi, perawatannya lebih efektif dan efisien maupun lebih ramah lingkungan.
Prinsip Weeding dengan MUSTIE
Misleading (tidak akurat)
Ugly (rusak)
Superseded (sudah ada edisi yang lebih baru)
Trivial (tidak mengandung nilai ilmiah ataupun sastra/literary)
Irrelevant (tidak relevan dengan kebutuhan pemustaka)
Elswhere (dikoleksi oleh banyak perpustakaan lain)
Teknik weeding
Shelf scanning; direct examination of volume
ü Review judul demi judul: jumlah ruang lingkup, kedalaman, currency/ kekinian
ü Perlu proses lama
ü Keberhasilan tergantung pada pengalaman dan pengetahuan selektor
ü Harus bekerja sama dengan berbagai pihak: dosen, guru, dsb
Sarana kegiatan weeding analisis
Data sirkulasi
Laporan tanggal terbit (dikelompokkan berdasarkan klasifikasi)
Prosedur Weeding :
1. Menentukan persyaratan koleksi pustaka yang akan disiangi misalnya atas dasar: usia terbit, subjek, cakupan, kandungan informasi.
2. Menentukan jenis koleksi yang akan disiangi, misalnya buku, majalah, brosur, leaflet, kaset rekaman, laporan tahunan/bulanan dan sebagainya.
3. Pemilihan/seleksi koleksi pustaka yang perlu dikeluarkan/disiangi. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan koleksi pustaka yang dianggap sudah tidak bermanfaat bagi pemakai perpustakaan, terutama dalam hal edisi terbitan, volume, nomor dan subjek.
4. Mengeluarkan kartu buku, mencabut katalog dari semua jajaran katalog, menghapus data dari pangkalan data/katalog elektronik.
5. Koleksi pustaka yang disiangi diberi cap yang berbunyi: “Dikeluarkan dari koleksi perpustakaan”.
6. Membuat Berita Acara tentang hasil penyiangan/penghapusan untuk keperluan pertanggungjawaban administrasi dengan dilampiri daftar bahan pustaka hasil penyiangan.
7. Membuangnya, menyimpan di gudang atau menawarkan ke perpustakaan lain yang diperkirakan lebih membutuhkan.
Sebelum melaksanakan deseleksi harus mereview kebijakan pengembangan koleksi:
1. Analisis kondisi staff
2. Pendekatan alternatif
3. Feasibility program deseleksi
4. User interest
5. Jenis-jenis bahan yang akan di-deseleksi
6. Biaya
Persamaan seleksi dan deseleksi
1. Bagian penting dari program pengembangan koleksi yang efektif
2. Memerlukan aturan decision-making yang sama
Praktek weeding berdasarkan jenis perpustakaan
Perpustakaan Umum
ü Faktor penting: user demand
ü Bahan pustaka yang tidak digunakan bisa di-deseleksi: dibuang atau disimpan
ü Hanya perpustakaan yang besar yang menyimpan (storage) hasil deseleksi
ü Penyimpanan: dipisahkan antara koleksi yang sedikit digunakan dengan yang sering digunakan
ü Discarding: koleksi yang copy-nya banyak, koleksi yang rusak dan koleksi yang out of date
Perpustakaan Sekolah
ü Penggunaan dana berdasarkan saran dari komite (guru,administrator, pustakawan dan orang tua)
ü Pengembangan koleksi berdasarkan kurikulum sehingga jika ada perubahan kurikulum banyak koleksi yang harus dikeluarkan
ü Kekurangan tempat untuk koleksi
ü Deseleksi lebih mudah karena biasanya ada sekolah lain yang menyimpan back-up-nya
Academic library
ü Tujuan perpustakaan: select, acquire, organize, preserve dan menyediakan human knowledge
ü Pustakawan jarang menggunakan user demand untuk mengukur nilai suatu item
ü Peran perpustakaan terus berkembang
ü Tidak mungkin menyediakan semua materi tercetak untuk masyarakat umum
Special Library
ü Prinsip: efisiensi dan ekonomi
ü Koleksi: teknis, serial yang akan cepat out of date
ü Deseleksi lebih mudah karena koleksi harus memenuhi current needs dari user
ü Pertimbangan: cost dan space
Kedalaman pada kegiatan weeding
1. Aspek psikologis:
Ø Tidak mempunyai cukup waktu
Ø Penundaan/ penangguhan
Ø Takut membuat kesalahan
Ø Takut dianggap “perusak buku”
2. Aspek psikologis:
Ø User
Ø Dewan, misal: perlawanan dari staf pengajar
Ø Ukuran dan prestige: semakin banyak koleksi semakin besar perpustakaan
Problem dalam weeding :
o Kurangnya regularity dalam weeding
Kebijakan weeding yang tidak jelas, masih menimbulkan perdebatan jika penyiangan dilakukan maka masyarakat akan menganggap bahwa hal tersebut membuang ilmu atau penemuan dan membuang uang.
o Perasaan berlebihan terhadap koleksi
Bangga terhadap sebuah koleksi, rasa sayang terhadap sebuah koleksi hingga tidak akan membuang atau melakukan penyiangan hingga koleksi tersebut pantas untuk dibuang(benar-benar rusak). Lebih senang memberikan koleksi kepada perpustakaan lain atau orang lain daripada membuangnya
o Masih mengusung konsep lama perpustakaan
Semakin banyak koleksi, semakin hebat sebuah perpustakaan. Menganggap koleksi yang banyak akan menunjang proses akreditasi, jadi koleksi tetap disimpan. Ketidaktahuan mengenai ilmu dan manfaat penyiangan sehingga timbul rasa takut akan membuang koleksi yang berharga atau seharusnya tidak dibuang atau bahkan koleksi yang baru
o Jangka waktu yang lama:
Tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan penyiangan. Semakin diundur, semakin lama program deseleksi diadakan, semakin sulit proses deseleksi dilaksanakan.
o Teori Ëver-Normal- Granary” yang bertujuan untuk mellihat apakah perpustakaan bisa mengontrol pertumbuhan koleksi dengan membuang koleksi setiap tahun sesuai dengan jumlah koleksi yang masuk
o Dis-agreement antar anggota weeding/ deseleksi
Prinsip seseorang yang tidak akan pernah melaukan penyiangan. Pustakawan atau staff perpustakaan sebelumnya tidak melakukan penyiangan sehingga malas untuk melakukannya. Perasaan tidak suka membuang koleksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar